Mbako Sehat


Jakarta, CNN Indonesia -- Para ahli medis umumnya sepakat bahwa rokok merusak kesehatan dan memicu berbagai penyakit, namun hal itu tak berlaku untuk metode penyembuhan lewat pengasapan dengan rokok yang satu ini.

Meskipun kontroversial, metode penyembuhan penyakit ini ternyata telah menyembuhkan banyak orang. Berawal dari ide Dr. Greta Zahar untuk mengeluarkan merkuri yang merupakan racun dalam tubuh kita.

Ide Greta ini berkembang dari dapurnya sendiri saat dia mengolah bahan-bahan seperti cokelat dan bawang putih untuk menjadi sediaan berukuran nano meter kubik. Bahan-bahan ini lalu dibalurkan di atas lempengan tembaga untuk tidur dengan relaks.

Cara ini yang telah menyembuhkan di antaranya adalah istri dari Profesor Sutiman yang mengidap kanker. Kesembuhan istrinya ini menginspirasi Sutiman untuk melakukan hal serupa namun dengan asap tembakau.

Sama dengan metode yang digunakan Dr. Greta, Sutiman juga mengolah tembakau ini menjadi berukuran nano meter kubik agar dapat meresap ke dalam tubuh manusia. Metode detoks inilah yang membuat mertua dari Irawan Saptono, jurnalis senior sembuh dari stroke.

Adanya flek di otak membuat seseorang terserang stroke. Beberapa tahun yang lalu, mertua dari Irawan mengidap stroke yang menyebabkannya kesulitan berjalan dan perlu mendapatkan pendampingan.

Dengan sepuluh kali pembaluran yang dilakukan di Jakarta, flek di otak ini perlahan hilang dan mertua dari Irawan dapat berjalan lagi dan kembali ke rumahnya sendiri tanpa didampingi. Irawan sendiri mencoba metode ini untuk menangani diabetesnya.

“Saya sendiri baru mencoba selama dua bulan, satu minggu sekali melakukan terapi,” kata Irawan. Biasanya rata-rata tekanan darahnya 300, dengan terapi yang sudah dilakukannya selama dua bulan saat ini tekanan darahnya berkisar pada 183.

“Biasanya kalau dari dokter-dokter itu diberikan insulin, dengan Dr. Greta ia langsung menuju ke pusat masalahnya yaitu di pankreas.”

Menurut Irawan saat ini metode yang ditawarkan di klinik Dr. Greta ada dua metode, yaitu dengan pembaluran dan juga mengisap rokok. “Pasiennya diminta untuk merokok, jadi merkuri dan partikel bebas lainnya dapat dikeluarkan,” katanya menjelaskan.

Namun metode ini sendiri lebih berguna untuk pengidap kanker, karena medium besar kanker adalah merkuri. Salah satu pengidap kanker yang terselamatkan adalah ketua IDI di Malang, dr. Subagyo yang divonis hanya dapat bertahan enam bulan lagi karena kanker kelenjar getah beningnya.

Nyatanya dengan terapi detoks ini dr. Subagyo dapat pulih dan sembuh, yang membuatnya mengikuti jejak Dr. Greta dan Prof. Sutiman untuk membuat klinik serupa dengan metode yang sama.

Namun tentunya ada beberapa hal yang tidak dapat disembuhkan dengan terapi ini. Bagi pengidap kanker yang sudah parah dan membuat merkuri sudah meresap ke sumsum tulang, terapi ini tidak dapat membantu.

Selain itu, di balik keberhasilannya menyembuhkan banyak orang, metode ini masih menjadi kontreversi. Di mana merokok dianggap memperburuk kesehatan, sedangkan metode ini menggunakan rokok untuk penyembuhannya.

“Ini adalah penemuan ilmiah yang luar biasa, tetapi akan sulit untuk diakui dalam dunia kesehatan,” kata Irawan.

(Sumber : CNN INDONESIA )

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *